Panduan Wudhu Praktis | Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat | Rumaysho.Com

Sebuah Pesan dari Romadhon

Aku lihat Romadhon dari kejauhan. Lalu kusapa ia, “Hendak kemana?”

Dengan lembut ia berkata, “Aku harus pergi, mungkin lama. Tolong sampaikan pesanku untuk orang yang bernama Mu`min, Syawal akan tiba sebentar lagi. Ajaklah sabar untuk menemani hari-hari dukanya. Peluklah Istiqomah saat dia kelelahan dalam perjalanan Taqwa. Bersandarlah pada Tawadhu, saat kesombongan menyerang. Mintalah nasehat Quran dan Sunnah disetiap masalah yang dihadapi. Sampaikan pula salam dan terima kasih untuknya karena telah menyambutku dengan suka cita. Kelak akan kusambut di Surga di pintu Ar-Rayan.”

Selamat meraih pahala-pahala terbaik di detik-detik terakhir Romadhon…

Download KeePass ver 1.16

Beberapa waktu lalu saya iseng-iseng menulis diatas secarik kertas yang isinya berbagai macam akun dan pasword saya di dunia maya. Cukup banyak dan membingungkan menurut saya begitu selesai menulis dan melihat dengan teliti kertas tersebut.

Kenapa cukup banyak? karena saya memiliki akun mulai dari Kaskus, ReadBud, Youtube, Faceboo, twiter, ziddu, Mediafire, dan masih banyak lagi. Dan kenapa membingungkan?padahal pemilik akunnya kan saya, masa pemilik akun bingung dengan akunnya sendiri sih?

Itu karena pada awalnya saya memiliki 3 email, dan masing-masing akun seperti yang saya sebutkan diatas tadi konfirmasi waktu reisternya memakai semua email saya.

Bayangkan untuk satu akun semisal akun Youtube saya harus menghapal alamat email mana yang dipakai ( jaga-jaga kalau lupa password ), username di Youtubenya lalu yang terakhir password.  Itu baru Youtube, kalau di Ziddu saya memakai email yang berbeda plus username dan password yang berbeda pula, nah lhooo… 😀 bayangkan berapa banyak username dan password yang harus saya hapalkan ( jangan khawatir, cukup saya saja yang mengkhawatirkan kemampuan mengingat itu semua :D).

Saya yakin cukup banyak masyarakat dunia maya yang mengalami permasalahan seperti Saya. Nah solusinya adalah memakai software seperti Keepass.

 

Kebetulan link yang akan saya bagikan baru yang versi 1.16. Sepengetahuan saya sudah terbit yang ver 2.15. Maybe nextime akan saya bagikan yang versi terbaru. Oke langsung aja agan- agan meluncur ke TKP untuk Download Keepass 1.16.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Download Internet Download Manager 2011

Beberapa waktu ini sih aku pake IDM yg 2011, lumayan cepet jg sih dan yang terpenting proses download tidak putus di tengah jalan. Hanya saja ini versi trial dari situs resminya tp ntar aku kasih patch keynya juga deh.

Ini yang mau link  Internet Download Manager, trus ini Patch Keynya

Tulisan Sebelumnya

Tulisan ini saya buat bukan untuk mengunggulkan jenis sepeda tertentu maupun meremehkan jenis sepeda yg lainnya. Perkenalan saya dg sepeda fixie dimulai ketika saya melihat tautan seorang teman ttg fixie.

model fixie

Oke, sekarang saya akan coba jelaskan ttg apa itu sepeda fixie. fixie atau fixed gear atau FG adalah sebuah sepeda dg mekanisme gear yg tdk dinamis alias gearnya tetap. Artinya anda tdk akan melihat rangkaian rantai yg berputar njlimet di gear belakang seperti pada MTB. Dengan kata lain, anda tdk bisa merubah berat atau ringan pedal sepeda anda saat mengayuh. Tidak ada tuas maupun kabel seperti pada MTB yg berfungsi untuk memindah gear anda. Dikarenakan gearnya yg udh pakem maka pedal akan berputar sesuai putaran roda belakang. Kaki kita jg tdk bisa istirahat sewaktu di atas sadel selama roda belakang tetap berputar. Satu hal lagi, FG tdk memiliki rem!!! artinya jika anda ingin berhenti atau memperlambat sepeda FG anda harus memutar pedal kearah belakang. Namun ini bukanlah hal mudah, apabila jalanan menurun maupun saat berbelok, apalagi jika kekuatan dengkul kita sangatlah rendah 🙂 selain itu faktor medan yg kita lalui dan jenis ban yg kita pakai jg mempengaruhi kemampuan kita memutar mundur pedal.  kita dapat bersepeda mundur dg FG yg tentunya didukung oleh faktor keseimbangan pengendaranya.

Sekarang kita akan mencoba menelusuri sejarah FG dari hasil googling :

 Sebetulnya, sepeda fixed gear adalah bentuk paling “primitif” dari sebuah sepeda. “Anda bisa menambahkan apa saja pada sebuah sepeda, tapi akan ada saatnya di mana anda tidak bisa mengurangi komponen sebuah sepeda tanpa menghilangkan fungsi dasarnya. Itulah fixed gear,” kata Graeme Obree, pemegang rekor Hour Record dari Inggris.

Pada awalnya, semua sepeda nggak punya rantai. Entah dikayuh dengan kedua kaki macam otopet, atau memiliki pedal yang langsung terhubung ke as roda, sehingga tiap kayuhan kaki langsung memutar roda sepeda. Kelemahan dari teknologi ini, bila kita menginginkan sepeda berjalan lebih jauh tiap satu putaran pedal, berarti diameter roda harus dibuat sebesar mungkin. Batas diameter yang mungkin adalah dua kali panjang kaki pengendaranya, dan sepeda dengan roda sebesar itu sangat nggak stabil pengendaliannya. Bahaya.

Selanjutnya, kelemahan ini diatasi dengan menggunakan diameter roda yang tidak begitu besar untuk mengurangi bahaya. Untuk membuat sepeda berjalan lebih jauh setiap satu putaran pedal, maka digunakan mekanisme roda gigi dan rantai yang bisa diset dengan rasio tertentu. Ya, mirip dengan sepeda yang kita lihat sekarang.

Pada saat itu, posisi roda gigi belakang (yang terhubung ke roda belakang) adalah tetap, atau fixed. Tiap putaran pedal akan memutar roda, dan begitu pula sebaliknya. Nah, inilah yang disebut fixed gear, atau bahasa sininya “doltrap”. Karena bentuk sistem penggerak ini masih dianggap berbahaya untuk mayoritas orang, maka selanjutnya dikembangkanlah mekanisme freewheel, yang memungkinkan sepeda meluncur sendiri meskipun pedal berhenti dikayuh, atau coasting.

Dari Velodrom ke Jalanan

Sepeda fixed gear, awalnya murni digunakan untuk perlombaan di velodrom, atau kompetisi track bike. Memang, momentum yang dihasilkan dari putaran roda fixed gear akan sangat membantu pembalap untuk mencapai kecepatan setinggi-tingginya, tapi karena resiko bahayanya maka penggunaan fixed gear untuk kompetisi akhirnya dibatasi di velodrom.

Mari kita loncat sejenak ke New York. Ibukota trendsetter dunia.

Jauh sebelum faksimili, jaringan internet, dan telepon selular, keberadaan kurir atau messenger untuk mengantar dokumen di distrik bisnis New York adalah sangat vital. Berhadapan dengan kemacetan lalu lintas, awalnya para messenger ini memilih untuk berjalan kaki, atau naik bus atau subway. Kultur bersepeda belum terlalu populer waktu itu, tenggelam di tengah kecintaan masyarakat Amerika pada mobil dan bahan bakar fosil.

Hingga kemudian beberapa messenger imigran dari Jamaika yang memiliki latar belakang sebagai atlet track bike di negara asalnya terpikir untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Selain minus biaya karena minim perawatan (dengan sepeda track yang notabene fixed gear, tidak perlu khawatir akan kerusakan freewheel, derailer, atau rem. Karena memang nggak ada semua), bebas macet, dan jauh lebih cepat melibas kemacetan dibanding menunggu bus atau berjalan kaki. Walaupun kini tidak semua bike messenger menggunakan sepeda fixed gear, namun messenger yang menggunakan fixed gear memiliki status sosial lebih tinggi di mata sesama messenger.

Sebagai komunitas, tentunya para messenger ini memiliki pola sub-kultur tersendiri. Kehidupan mereka yang bebas, tidak terikat pada norma masyarakat “normal”, serta profesi yang menantang dan memicu adrenalin ini menarik perhatian kalangan hipster “gaul” yang mulai tertarik bersepeda, seiring merebaknya popularitas bersepeda di seluruh dunia kurang lebih pada pertengahan dasawarsa yang barusan lewat. Para hipster modis yang melek internet ini menjadikan fixed gear sebagai bagian dari fashion statement, terutama karena biasanya sepeda yang dipakai para messenger itu simpel (ya, karena nggak ada apa-apanya, rem aja nggak ada) namun dibuat sangat personal melalui pilihan warna dan komponen yang sesuai dengan kebutuhan pemiliknya. Selanjutnya, trend baru ini dibaca oleh kalangan di dunia fashion dan apparel, dan dengan bantuan internet… menyebarlah virus baru ini ke seluruh dunia. http://www.rocket-company.com/2010/08/18/fixed-gear-primitif-tapi-trendy/. 

Lalu apa yg dimaksud dg filosofi fixie? bagi saya FG adalah sebuah konsep kesederhanaan. dg tanpa adanya kabel rem maupun kabel shift gear sepeda FG akan terlihat cantik dan menawan. tentu saja konsep ini relatif bagi tiap orang tapi bagi saya itulah sepeda yg mewakili kaum pekerja di Indonesia. kalaupun sepeda FG yg sekarang beredar dijalanan atau dijual di internet tampilannya begitu menawan dan tdk masuk akal dari segi harga maka sekali lagi kita lihat definisi dari FG adalah mekanisme dengan gear tetap, bukannya sepeda warna warni yang mahal :). knp saya bisa berpendapat begitu? skg coba anda lihat jalanan di negeri ini, ketika ada becak melintas, adakah rangkaian njlimet gear di roda belakangnya? ketika teman2 kuli bangunan berangkat kerja, adakah mengkilatnya cat dan tuas untuk berpindah gear di sepeda mereka? Sederhana tanpa menanggalkan efisiensi, itulah yg ada di benak saya waktu melihat sepeda mereka. walaupun dari segi mekanisme, kebanyakan sepeda para pekerja itu menggunakan ‘torpedo’, ya maaf kalau istilahnya keliru ngetik, namun tg dimaksud torpedo adalah pedal tdk melulu berputar mengikuti gelindingan roda belakang. tp setidaknya konsepnya tdk multi gear.

Lalu dengan ketiadaan rem depan belakang, apakah itu juga sesuai dg konsep sederhana?  atau malah bukannya itu adalah ‘konsep suicide‘? mari kita telaah, dengan ketidakhadiran rem di sepeda anda, anda akan belajar meningkatkan skill teknik berhenti yang benar. teknik2 itu dpt anda download di youtube. begitu anda sudah mempelajarinya, anda akan tau mulai dari titik mana anda akan mulai memutar mundur pedal anda. sekali lagi, dengan absennya rem di sepeda anda, akan belajar mengekang nafsu untuk tidak sembarangan meningkatkan kecepatan sepeda anda di tempat yg salah! kalaupun anda ingin beratraksi dg sepeda FG anda dg berdiri di frame lalu dengan kaki anda memutar mundur roda depan anda well sekali lagi anda saya ajak untuk membaca sejarah messenger FG di New York seperti di tulisan atas.

Tulisan ini sekali lagi saya buat tanpa tendensi mengagung-agungkan satu jenis sepeda dan memandang sebelah mata pada jenis yang lain. saya sendiri semasa SMP menggunakan sepeda MTB, dengan jarak 12 km. Saat SD saya pun pengguna BMX. Namun beberapa tahun belakang ini saya hampir tak menjamah yang namanya sepeda pancal. Intinya saya pengguna dan terbuka dg semua jenis sepeda. dan sebagaimana orang, sepeda pun memiliki konsep serta filosofinya sendiri yang mampu diterjemahkan secara indivvidual oleh pecintanya.

Nextime saya akan ceritakan ttg konsep sepeda fixie saya berikut sedikit cerita selama di jalanan waktu berkendara.